Eliza Kissya, Sasi Lompa dan Pantun, Perjuangan Sang Kewang Usir Tambang di Pulau Haruku

Opa Eli, Kepala Kewang Haruku saat ditemui di Rumahnya
Tradisi Sasi Lompa di Negeri Haruku-Sameth Pulau Haruku merupakan acara tahunan yang selalu diselenggarakan dan menjadi daya tarik sendiri bagi warga Maluku.

2019-2020 tradisi adat yang satu ini sempat ditiadakan karena pandemi Covid-19. Dan pada tahun 2021 lalu tradisi panen ikan lompa ini diselenggarakan kembali.

Eliza Kissya, Sang Kepala Kewang Haruku saat ditemui bercerita bahwa sebelumnya pada tahun 1994 sasi lompa juga sempat berhenti karena tambang masuk.

Cakalele; Seni Berperangnya Orang Maluku

"Waktu tambang mulai masuk di sini, katong seng dapa buka sasi" sebut pria yang sering dipanggil Opa Eli.

Tahun 1994-1997 dan pada tahun 1999, tambang pun keluar, berkat perjuangan Opa Eli dan masyarakat di Haruku.

Sudah 40 tahunan Opa eli mengabdikan dirinya untuk menjaga lingkungan sebagai Kepala Kewang. Di umurnya yang sudah menginjak umur 70an, Opa Eli masih kuat dan terus menjaga tradisi.

Tradisi Sasi Lompa di Pulau Haruku

"Hutan lebat di Maluku namanya ewang, salah kelola seng ada ampong. Karena warisan kepala kewang, beta rela tinggal di kampong" Opa Eli lanjut dengan pantun khasnya.

Keramba Cinta ala Taha Bachmid: Dimana Cinta Dibudidaya

Beliau mengatakan tidak menyangka bahwa Tradisi Sasi Lompa ini akan terkenal dimana-mana.

"Lompa ini sudah ada sejak tahun 1600an, dan beta sudah lebih dari 40 tahun melaksanakan tugas Kepala Kewang ini mulai dari umur 30 tahun" lanjutnya

Simak cerita lengkapnya:



Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama